kesieuthipth.com โ Gohyong Cikini telah menjadi fenomena kuliner yang mendominasi jagat media sosial dan jalanan Ibu Kota. Makanan kaki lima ini, yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur, tepat di depan Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, menarik perhatian ribuan foodies dengan antrean panjang yang kerap mengular bahkan sebelum gerobaknya resmi buka pada pukul 15.00 WIB. Dalam sehari, penjual gohyong ini mampu menghabiskan hingga 900 porsi, menjadikannya salah satu jajanan paling dicari saat ini.
Gohyong adalah perpaduan budaya Tionghoa dan Betawi, mirip rolade, terbuat dari adonan daging ayam cincang dan bakso sapi yang dihaluskan, dibungkus kulit tipis dari tepung terigu atau sagu, lalu digoreng hingga renyah. Disajikan dengan saus asam manis yang kental dan irisan cabai rawit hijau, gohyong menawarkan tekstur garing di luar namun lembut di dalam, dengan rasa gurih yang bikin ketagihan. Satu porsi, berisi enam potong, dibanderol Rp25.000, tersedia dalam varian goreng atau basah.
Kepopuleran Gohyong Cikini tak lepas dari promosi konten kreator di TikTok dan Instagram, yang memicu antusiasme publik. Meski kini hanya dijual di tenda sederhana tanpa proses pembuatan langsung di lokasiโgohyong digoreng di rumah pemilik, Ibu Wiwik, dekat Pasar Kembangโpeminatnya tak surut. Pembeli bahkan rela mengambil nomor antrean dan menunggu berjam-jam, dengan batas pembelian 10 porsi per orang di kloter pertama.
Fenomena ini juga menginspirasi banyak orang untuk membuat versi sendiri di rumah. Resep sederhana seperti yang dibagikan Chef Devina Hermawanโmenggunakan ayam, bakso, tepung, dan bumbu ngohiongโkini ramai diikuti. Gohyong Cikini tak hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol kreativitas kuliner lokal yang mampu bersaing di era digital. Bagi yang tak sabar mengantre, mencoba resepnya di dapur sendiri bisa jadi solusi nikmat!