Penthouse di The Plaza, Simbol Kemewahan Abadi di Jantung New York

kesieuthipth.com – Bayangkan tinggal di puncak dunia, di mana setiap pagi disambut pemandangan Central Park yang hijau dan hiruk-pikuk Fifth Avenue yang ikonik. Itulah janji penthouse di The Plaza Hotel, salah satu alamat paling prestisius di Manhattan. Dibangun pada 1907 sebagai lambang kemewahan era Gilded Age, penthouse-penthousenya telah menjadi rumah bagi para legenda seperti Tommy Hilfiger, Frank Lloyd Wright, dan Marlene Dietrich. Pada 2024, penthouse ganda yang terkenal dari film Home Alone 2 dijual seharga US$70 juta, menegaskan statusnya sebagai aset properti paling dicari di kota. Di tengah renovasi berkelanjutan dan popularitas budaya, penthouse The Plaza bukan sekadar hunian – ia adalah babak hidup dari sejarah New York.

Sejarah The Plaza: Dari Hotel Megah ke Ikon Kondominium

The Plaza Hotel, dirancang oleh arsitek Henry Janeway Hardenbergh dalam gaya chateau Prancis, dibuka pada 1907 dengan biaya US$12,5 juta – setara ratusan juta dolar hari ini. Lokasinya di Grand Army Plaza, persimpangan Fifth Avenue dan Central Park South, sengaja dipilih untuk menarik elit New York. Sejak awal, hotel ini menjadi magnet bagi bangsawan, selebriti, dan tokoh berpengaruh. Pada 1969, dinyatakan sebagai National Historic Landmark karena interiornya yang mencakup chandelier kristal berlapis emas impor dari Eropa – pesanan terbesar dalam sejarah saat itu.

Pada 1988, Donald Trump membeli hotel seharga US$407,5 juta dan tinggal di penthouse bersama Ivana Trump, menjadikannya “karya seni ultimate”. Namun, tantangan datang di era modern: Pada 2007, hotel sebagian dikonversi menjadi kondominium oleh El Ad Properties, menciptakan 163 unit residensial termasuk empat penthouse eksklusif. Renovasi ini memicu kontroversi, tapi juga melestarikan fasad landmark-nya. Hari ini, The Plaza dikelola Fairmont Hotels, dengan penthouse tetap menjadi simbol eksklusivitas – hanya segelintir orang yang mampu membelinya.

Kemewahan Penthouse: Desain Dramatis dan Fasilitas Kelas Dunia

Penthouse di The Plaza, khususnya yang ganda di lantai atas (spanning dua level), adalah mahakarya arsitektur. Dengan luas hingga 10.000 kaki persegi (sekitar 929 m²), unit-unit ini menawarkan:

  • Pemandangan 360 Derajat: Langsung menghadap Central Park, Fifth Avenue, dan skyline Midtown. Terrace luas – satu yang terbesar di Manhattan – ideal untuk pesta pribadi atau sarapan menghadap matahari terbit.
  • Interior Mewah: Langit-langit miring khas Beaux-Arts, bar marmer, chandelier kristal, dan ruang makan formal dengan chandelier pusat. Beberapa penthouse punya turret (menara) pribadi, seperti milik Tommy Hilfiger yang dilengkapi mural Eloise buatan Hilary Knight, ruang teh berpanel kayu, dan kamar bertema nautikal serta rock ‘n’ roll.
  • Fasilitas Eksklusif: Akses ke spa Guerlain, kolam renang indoor, gym pribadi, dan layanan butler 24 jam. Lantai kayu keras, kamar mandi marmer, dan lift pribadi menambah privasi.

Harga? Mulai dari US$50 juta untuk unit standar, hingga US$70 juta untuk penthouse ganda yang baru terjual pada 2024. Biaya bulanan HOA (Homeowners Association) sekitar US$20.000, mencakup keamanan dan pemeliharaan. Renovasi terbaru pada 2023 menambahkan teknologi smart home, tapi mempertahankan esensi vintage-nya.

Selebriti dan Budaya Pop: Rumah Para Ikon dan Bintang Film

Penthouse The Plaza adalah galeri hidup para selebriti. Frank Lloyd Wright tinggal di sini pada 1950-an sambil mendesain Guggenheim Museum. Marlene Dietrich menghuni suite Lady Mendl selama setahun pada 1948 sebelum syuting film Hitchcock. Tommy Hilfiger memiliki duplex penthouse dari 2008 hingga 2019, yang dijual seharga US$31,25 juta setelah diskon dari US$80 juta awal – lengkap dengan kantor berpanel dan mural Eloise.

Di budaya pop, penthouse ini legendaris: Muncul di North by Northwest (1959) sebagai markas mata-mata, Home Alone 2 (1992) di mana Kevin McCallister menginap, dan Crocodile Dundee (1986). Karakter Eloise dari buku Kay Thompson (1955) – yang terinspirasi dari Liza Minnelli – “tinggal” di penthouse, membuatnya ikon anak-anak. The Beatles menginap di sini pada 1964, sementara Truman Capote menggelar Black and White Ball legendaris pada 1966 di ballroom bawahnya, dihadiri Frank Sinatra dan Mia Farrow. Lainnya: Mariah Carey, Tommy Lee Jones, dan Elizabeth Taylor.

Di era glass towers, penthouse The Plaza menawarkan sesuatu yang tak tergantikan: Warisan. Lokasinya dekat Fifth Avenue’s boutiques, Rockefeller Center, dan Times Square membuatnya ideal untuk miliarder dan kreator. Pada 2025, dengan pasar properti NYC rebound 15% pasca-pandemi, unit-unit ini diprediksi naik nilai 10-20%. Tantangan? Harga tinggi dan regulasi landmark membatasi renovasi besar.

Penthouse The Plaza adalah lebih dari hunian – ia adalah cerita hidup. Dari pesta kerajaan hingga adegan film, tempat ini menangkap esensi New York: Glamor, drama, dan ketahanan. Jika bermimpi punya sepotong sejarah, lihatlah listing terbaru di Sotheby’s – mungkin penthouse berikutnya menanti pemilik baru. Punya cerita tentang The Plaza? Bagikan di komentar!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *