kesieuthipth.com – Pergamon Museum, terletak di Pulau Museum (Museumsinsel) di Berlin, Jerman, adalah salah satu museum arkeologi terpenting di dunia. Sebagai bagian dari situs Warisan Dunia UNESCO, museum ini menampung koleksi artefak monumental dari peradaban kuno, termasuk Yunani, Romawi, dan Timur Dekat. Dinamakan sesuai kota kuno Pergamon di Turki modern, museum ini terkenal karena rekonstruksi struktur megah seperti Altar Pergamon dan Gerbang Ishtar. Artikel ini akan mengulas sejarah, koleksi utama, pengalaman pengunjung, dan tips praktis untuk mengunjungi Pergamon Museum.
Sejarah Pergamon Museum
Pergamon Museum dibuka pada tahun 1930, meskipun koleksinya mulai dikumpulkan pada abad ke-19 oleh para arkeolog Jerman. Pada akhir abad ke-19, Carl Humann, seorang insinyur Jerman, memimpin penggalian di situs kuno Pergamon (sekarang Bergama, Turki), yang menghasilkan penemuan Altar Pergamon yang ikonik. Artefak-artefak ini diangkut ke Berlin atas izin Kekaisaran Ottoman. Museum ini dirancang oleh arsitek Alfred Messel dan Ludwig Hoffmann untuk menampilkan struktur berskala besar yang tidak dapat ditampung di museum lain. Meskipun rusak akibat Perang Dunia II, museum ini dipulihkan dan tetap menjadi pusat penelitian serta wisata budaya. Saat ini, Pergamon Museum dikelola oleh Staatliche Museen zu Berlin dan menarik lebih dari 1 juta pengunjung setiap tahun sebelum renovasi besar dimulai pada 2023.
Koleksi Utama
Pergamon Museum terdiri dari tiga koleksi utama: Koleksi Barang Antik Klasik, Museum Asia Barat Kuno, dan Museum Seni Islam. Berikut adalah sorotan dari masing-masing:
1. Altar Pergamon
Altar Pergamon, berasal dari abad ke-2 SM, adalah mahakarya arsitektur Hellenistik. Dibangun di bawah dinasti Attalid di Pergamon, altar ini didedikasikan untuk Zeus dan Athena. Struktur ini memiliki panjang 35,6 meter dan tinggi 33,4 meter, dengan relief tinggi yang menggambarkan pertempuran antara dewa dan raksasa (Gigantomachy). Rekonstruksi di museum memungkinkan pengunjung untuk mengagumi detail ukiran yang menakjubkan, meskipun sebagian area sedang direnovasi hingga 2037.
2. Gerbang Ishtar
Gerbang Ishtar dari Babilonia kuno (575 SM), dibangun di bawah Raja Nebukadnezar II, adalah salah satu koleksi paling ikonik museum ini. Gerbang ini, dengan ubin biru mengilap dan relief singa, naga, serta banteng, awalnya merupakan pintu masuk ke kota Babilonia. Rekonstruksi di museum mencakup sebagian dari Jalan Prosesi yang mengarah ke gerbang, memberikan gambaran tentang keagungan Mesopotamia.
3. Fasade Mshatta
Fasade Mshatta, bagian dari istana Umayyah dari abad ke-8 di Yordania, menampilkan ukiran batu rumit dengan motif tumbuhan dan hewan yang mencerminkan seni Islam awal. Fasad ini, yang diberikan sebagai hadiah oleh Sultan Ottoman pada 1903, adalah salah satu contoh terbaik arsitektur Islam di museum.
4. Koleksi Lain
Museum ini juga menampilkan artefak dari Assiria, Sumeria, dan Persia, seperti relief dari istana Ashurnasirpal II di Nimrud. Koleksi Seni Islam mencakup karpet, manuskrip, dan Kamar Aleppo, sebuah ruangan kayu berukir dari Suriah abad ke-17. Koleksi Barang Antik Klasik meliputi patung-patung Yunani dan Romawi serta Gerbang Pasar Miletus dari abad ke-2 M.
Pengalaman Pengunjung
Pergamon Museum menawarkan pengalaman yang mendalam bagi pengunjung yang tertarik pada sejarah kuno. Bangunan museum dirancang untuk menampilkan rekonstruksi berskala besar, memungkinkan pengunjung merasakan keagungan struktur aslinya. Tur audio tersedia dalam berbagai bahasa, memberikan wawasan tentang konteks sejarah dan arkeologi artefak. Pameran interaktif dan model skala membantu memahami situs asli seperti Pergamon dan Babilonia. Namun, perlu dicatat bahwa sejak Oktober 2023, bagian utama museum, termasuk Aula Altar Pergamon, ditutup untuk renovasi hingga 2037. Selama periode ini, pengunjung dapat mengakses Pergamonmuseum. Das Panorama, sebuah pameran sementara di dekatnya yang menampilkan replika digital Altar Pergamon oleh seniman Yadegar Asisi, bersama dengan beberapa artefak asli.
Kontroversi dan Etika
Pergamon Museum telah menjadi pusat diskusi tentang repatriasi artefak. Banyak koleksi, seperti Altar Pergamon dan Gerbang Ishtar, diambil selama era kolonial dengan izin pemerintah setempat saat itu, namun beberapa pihak, termasuk Turki dan Irak, meminta pengembaliannya. Museum ini menegaskan bahwa artefak diperoleh secara legal dan dipelihara untuk pendidikan global, tetapi debat tentang etika kepemilikan budaya tetap berlanjut.
Tips Praktis untuk Pengunjung
-
Lokasi dan Akses: Pergamon Museum terletak di Museumsinsel, Berlin, mudah diakses dengan transportasi umum (U-Bahn: Friedrichstraรe atau Hackescher Markt). Pameran Das Panorama berada di seberang sungai di Am Kupfergraben 2.
-
Tiket: Tiket masuk ke Museumsinsel (termasuk museum lain) sekitar โฌ18 untuk dewasa, โฌ9 untuk pelajar, dan gratis untuk anak di bawah 18 tahun. Tiket Das Panorama terpisah (โฌ10-โฌ12). Pesan secara online untuk menghindari antrean.
-
Waktu Terbaik untuk Berkunjung: Kunjungi di pagi hari pada hari kerja untuk menghindari keramaian. Musim semi (April-Mei) dan musim gugur (September-Oktober) menawarkan cuaca yang nyaman.
-
Durasi Kunjungan: Luangkan 2-3 jam untuk menjelajahi museum atau 1-2 jam untuk Das Panorama. Jika mengunjungi Museumsinsel, rencanakan sehari penuh untuk melihat museum lain seperti Neues Museum atau Alte Nationalgalerie.
-
Fasilitas: Museum menyediakan aksesibilitas untuk penyandang disabilitas, toko suvenir, dan kafe. Jaket dan tas besar harus disimpan di loker.
-
Tips Tambahan: Kenakan sepatu nyaman karena banyak berjalan diperlukan. Gunakan panduan audio atau tur berpemandu untuk pengalaman yang lebih kaya. Periksa situs resmi Staatliche Museen untuk pembaruan renovasi sebelum berkunjung.
Dampak Budaya dan Pendidikan
Pergamon Museum tidak hanya menjadi daya tarik wisata tetapi juga pusat penelitian arkeologi. Koleksinya telah membantu para sarjana memahami peradaban kuno, dari urbanisasi Hellenistik hingga seni Islam awal. Pameran seperti Das Panorama menggunakan teknologi modern untuk membuat sejarah lebih mudah diakses, menarik generasi baru untuk menghargai warisan budaya. Museum ini juga berkontribusi pada ekonomi Berlin, dengan Museumsinsel menarik lebih dari 3 juta pengunjung setiap tahun sebelum pandemi.
Pergamon Museum adalah jendela menuju masa lalu, menawarkan pandangan tentang kejayaan peradaban kuno melalui koleksi monumentalnya. Meskipun renovasi hingga 2037 membatasi akses ke bangunan utama, pameran Das Panorama memberikan alternatif yang menarik dengan pengalaman visual yang imersif. Baik Anda seorang penggemar sejarah, pelancong budaya, atau hanya ingin melihat keajaiban arkeologi, Pergamon Museum adalah destinasi yang wajib dikunjungi di Berlin. Rencanakan kunjungan Anda dengan baik, nikmati keajaiban artefak kuno, dan biarkan diri Anda terpukau oleh warisan peradaban yang telah membentuk dunia kita.