kesieuthipth.com – Di perairan keruh Sungai Mekong yang mengalir melalui Kamboja dan Laos, ada seekor lumba-lumba yang sering disebut “senyum sungai” karena ekspresi wajahnya yang ramah dan menggemaskan. Lumba-lumba Irrawaddy (Orcaella brevirostris) bukan lumba-lumba laut biasa—ia adalah spesies euryhaline yang mampu hidup di air tawar, payau, dan laut, menjadikannya penghuni unik di ekosistem Asia Tenggara. Tapi di tahun 2025, nasibnya tragis: populasi di Mekong tinggal 92 ekor saja, menurut survei WWF terbaru. Bagi masyarakat lokal, lumba-lumba ini suci dan jadi simbol kesehatan sungai—tapi ancaman manusia membuatnya terancam punah.
Fakta Menarik Lumba-Lumba Irrawaddy: Bukan Lumba-Lumba Biasa
Lumba-lumba Irrawaddy dinamai dari Sungai Ayeyarwady (Irrawaddy) di Myanmar, meski habitatnya lebih luas. Berikut fakta kunci yang bikin spesies ini spesial:
| Fakta | Detail |
|---|---|
| Ukuran & Berat | Panjang 1,8–2,75 meter; berat 90–200 kg (seukuran orang dewasa). |
| Ciri Fisik | Dahi bulat menonjol, paruh pendek, leher fleksibel (langka di lumba-lumba), gigi 12–19 pasang per rahang. Bisa “meludah” air dari mulut saat bermain atau berburu. |
| Kelompok Sosial | Hidup dalam kelompok kecil (2–6 ekor), tapi bisa kumpul 25 ekor di kolam dalam untuk berburu ikan. |
| Perilaku | Berenang lambat, hindari kapal, jarang lompat tinggi. Bisa spyhop (mengintip dari air), tail slap, dan bekerja sama dengan nelayan (herding ikan ke jala). |
| Makanan | Pemakan ikan apa saja, termasuk dasar sungai—sering muncul dengan lumpur di punggung. |
| Umur | Hidup 30–40 tahun; betina melahirkan 1 anak setiap 3 tahun. |
Mereka adaptif: dari muara sungai hingga kolam dalam 2 km x 2 km, tapi ini juga bikin rentan terhadap gangguan manusia.
Habitat: Dari Mekong hingga Borneo, Tapi Terfragmentasi
Lumba-lumba Irrawaddy tersebar di Asia Selatan dan Tenggara, tapi populasi air tawarnya paling kritis:
- Sungai Mekong (Kamboja-Laos-Vietnam): 92 ekor di stretch 190 km antara Kratie dan perbatasan Laos.
- Sungai Ayeyarwady (Myanmar): 60–70 ekor, stabil sejak 2017.
- Sungai Mahakam (Borneo, Indonesia): Kurang dari 100 ekor, terancam bendungan.
- Lainnya: Muara Sungai Ganges (Bangladesh, ~6.000 ekor terbesar), Chilka Lake (India), Songkhla Lake (Thailand), Malampaya Sound (Filipina).
Total populasi global: Kurang dari 7.000 ekor, dengan 5 subspesies air tawar critically endangered. Di Laos, sudah punah sejak 2022 karena penangkapan ikan eksplosif dan jala.
Ancaman Utama: Manusia yang “Membunuh” Secara Tak Langsung
Meski predator alami seperti hiu jarang, ancaman manusia brutal:
| Ancaman | Dampak |
|---|---|
| Bycatch (Tertangkap Jala) | Penyebab utama kematian—setengah dewasa mati karena jala nelayan. |
| Bendungan & Habitat Rusak | Potong akses migrasi, kurangi ikan mangsa. Di Mekong, 11 bendungan baru 2025. |
| Polusi & Perubahan Iklim | Air tercemar logam berat, suhu naik bikin ikan kurang. |
| Turisme & Suara Bawah Air | Perahu wisata ganggu echolocation; di Mekong, wisata dolphin watching naik 20% tapi tak regulasi. |
| Perburuan Dulu | Di masa lalu, dibunuh untuk minyak—sekarang jarang tapi warisan buruk. |
Populasi Mekong turun 50% sejak 2005, tapi survei WWF 2020 tunjuk stabil di 89 ekor (95% CI: 78–102).
Upaya Konservasi 2025: Harapan dari Mekong Dolphin Swim
Status IUCN: Endangered secara keseluruhan, tapi critically endangered di habitat air tawar. CITES Appendix I larang perdagangan sejak 2004.
Kemenangan terbaru:
- Kamboja: Dekrit 2005 larang jala di stretch Kratie-Laos; 2025, buat Mekong Irrawaddy Dolphin Management Area 22.000 ha di Kratie.
- WWF Mekong Dolphin Project: Survei tahunan, edukasi nelayan, River Guard Program (patroli lokal). Kumpul US$20.000 dari Mekong Dolphin Swim Maret 2025 (renang 120 km untuk awareness).
- Bangladesh: Lindungi 6.000 ekor di Sundarbans (UNESCO site).
- Indonesia: Program Pesut Mahakam kurangi bycatch 30% sejak 2010.
Tapi tantangan: Perubahan iklim bikin banjir ekstrem, bendungan China-Vietnam ganggu aliran.
Lumba-lumba Irrawaddy adalah indikator kesehatan sungai Asia—kalau mereka punah, ekosistem Mekong (pemasok ikan 60 juta orang) ikut runtuh. Di 2025, dengan hanya 92 ekor di Mekong, waktunya bertindak: dukung WWF, kurangi plastik sungai, atau ikut wisata eco-friendly. Mereka bukan cuma hewan—mereka penjaga sungai yang suci, dan kita bertanggung jawab selamatkan “senyum” itu.